Suka Membuang Makanan Efeknya Sampai Ke Lingkungan | SHUTTERSTOCK

Suka Buang-Buang Makanan? Ini Efek Buruknya Buat Lingkungan

author
Marti
Jumat, 27 September 2019 | 16:01 WIB

 

Pernah merasa bersalah saat membuang makanan atau sisa makanan? Tunggu sampai kamu tahu efek yang lebih luas dan lebih buruk ke lingkungan.

 

Menurut data FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB), food waste alias makanan yang dibuang atau terbuang setiap tahunnya mencapai angka 1,3 miliar ton per tahun di seluruh dunia (data tahun 2003).

 

Saat kita merasa bersalah saat menyia-nyiakan makanan, kita bicara soal masalah etika. Tapi ternyata nggak cuma itu masalahnya. Makanan yang terbuang ternyata juga membuat masalah lingkungan.

 

 

Pemborosan Sumber Daya

Makanan yang terbuang atau dibuang terbagi atas dua bagian besar yaitu food waste dan food loss. Untuk tahu perbedaan keduanya, klik di sini. Keduanya tetap punya ujung masalah yang sama.

 

Pertama, proses hadirnya makanan di atas meja dan siap dimakan itu begitu panjang. Mulai dari ditanam, disirami, dirawat sampai panen, dibawa dari petani untuk didistribusikan ke pasar/supermarket sampai akhirnya ke tangan kita, konsumen.

 

Ada proses panjang di balik deretan buah dan sayur di pasar dan supermarket. | SHUTTERSTOCK

 

Nah, semua itu menghabiskan sumber daya alam yang tidak main-main. Kembali ke 1,3 miliar ton makanan terbuang tadi. Faktanya, dibutuhkan 550 miliar meter kubik air, 1,132 miliar liter minyak bumi dan area 9,7 juta hektar sebagai tempat budidaya pangan untuk menghasilkan makanan yang sayangnya terbuang ini.

 

Belum lagi jejak karbon sia-sia yang dihasilkan oleh transportasi makanan ini dari produser sampai ke supermarket atau tangan konsumen.

 

Jejak karbon ini akan lebih besar lagi kalau makanan diimpor dari luar negeri. Hayo, siapa di sini yang suka beli makanan atau bahan makanan impor?

 

 

Gas Metan Merusak Ozon

 

Pernah bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan sampah makanan yang kita buang? Sudah bisa dipastikan, sampah organik ini akan berakhir di tempat penampungan sampah.

 

Proses alami pembusukan sampai organik harus dicampur dengan tanah. | SHUTTERSTOCK

 

Idealnya, sampah organik dikelola sehingga bisa membusuk dengan alami dalam tanah. (Kalau kamu berminat mengelola sampah organik sendiri di rumah, kamu bisa menggunakan teknis komposter. Ini akan dibicarakan di artikel yang lain ya).

 

Akhir tragis buat sampah organik. | SHUTTERSTOCK

 

Tapi kalau membusuknya sampah organik ini terjadi di udara terbuka seperti di tempat pembuangan/penampungan sampah, ini justru akan menghasilkan gas metan yang bisa merusak lapisan ozon bumi. Bahayanya 20 kali lipat dari zat karbondioksida, lho!

 

Jadi, kayaknya memang harus mikir-mikir lagi, nih, kalau mau buang-buang makanan. Nggak cuma rasa bersalah yang mengendap dalam hati, ternyata. Karena efek buruknya nyata buat bumi kita!

 

Yuk, kurangi kebiasaan membuang-buang makanan mulai dari sekarang.