Kebiasaan Membuang Makanan Berkontribusi ke Food Waste | SHUTTERSTOCK

Manusia Di Dunia Sering Buang-Buang Makanan, Ini Datanya

author
Marti
Kamis, 26 September 2019 | 18:16 WIB

 

Membuang sedikit sisa makanan setiap selesai makan mungkin bukan hal yang luar biasa. Tapi pernah membayangkan kalau buang-buang makan ini terjadi di seluruh dunia?

 

Selama tahun 2003 saja, FAO mencatat kalau 1/3 jumlah makanan yang diproduksi selama satu tahun berakhir di tempat sampah. Jumlahnya sekitar 1,3 miliar ton makanan selama total satu tahun atau sekitar 3,5 juta ton per harinya.

 

Kalau mau diuangkan, nilainya 750 miliar dolar. Saat mengkonversi angka ini, saya jadi harus mencari istilah untuk satuan setelah triliun dalam rupiah. Hasilnya adalah sekitar 10, 8 kuadriliun rupiah atau lebih tepatnya 10.800.000.000.000.

 

Ironisnya, masih ada 795 juta orang kelaparan di bumi ini. Jadi kalau makanan yang dibuang tadi bisa dikurangi 1/4 saja, maka bisa memberi makan orang-orang yang kelaparan itu selama satu tahun penuh.

 

 

 

Food Waste Jadi Kebiasaan Di Rumah

 

Istilah makanan yang dibuang atau terbuang ini sebenarnya punya dua sumber yang berbeda, yaitu food waste dan food loss.

 

Makanan Kadaluarsa Di Rumah Bisa Jadi Sumber Food Waste | SHUTTERSTOCK

 

Food waste mungkin lebih dekat dengan kita sebagai konsumen. Pernah nggak menghabiskan makanan karena kekenyangan? Atau terlanjur membeli atau mengambil tapi tidak suka atau tidak enak? Pernah ngambil makanan dengan porsi yang ternyata kebanyakan? Atau saat membuka kulkas ternyata banyak makanan sudah rusak dan harus dibuang?

 

Itu adalah tanda-tanda kita melakukan tindakan food waste alias membuang makanan. Dan bukan berarti jumlahnya harus banyak, lho. Jumlah yang sedikit pun berkontribusi ke food waste.

 

Food Loss Berhubungan Dengan Rantai Produksi dan Distribusi

 

Nah, beda dengan food loss. Makanan terbuang yang ini terjadi dalam proses transfer dari produser/petani ke pasar atau supermarket. Sebabnya banyak. Ada yang karena bahan makanan sudah terlanjur rusak karena penyimpanan yang tidak tepat.

 

Bisa jadi juga karena produk tidak memenuhi standar untuk masuk supermarket tertentu. Punya kebiasaan memilih apel yang mulus tanpa cacat di supermarket? Padahal secara teknis, apel mulus dan apel dengan sedikit guratan kualitasnya sama. Tapi sifat ‘picky’ pembeli ini yang bikin buah-buah yang ‘cacat’ jadi nggak lolos masuk ke display. Hiks!

 

Kamu termasuk yang terlalu pemilih saat memilih produk di pasar/supermarket? | SHUTTERSTOCK

Ini akhir dari buah-buah yang tidak 'terpilih' di pasar/supermarket. | SHUTTERSTOCK

 

Food loss bisa juga terjadi karena jumlah produksi yang melebihi permintaan pasar sehingga harganya jatuh. Pernah dengar kan cerita petani ramai-ramai membuang hasil taninya (dari tomat, cabai sampai buah naga) karena tidak terima harganya terlalu murah? Alhasil, bahan makanan ini pun terbuang sia-sia.

 

Jadi jelas, sebenarnya fenomena buang-buang makanan ini adalah hasil dari kolaborasi antara kebiasaan harian manusia di rumah dan juga rantai distribusi produk bahan makanan.

Apa pun sebabnya, angka 3,5 juta ton makanan terbuang per harinya masih terbayang-bayang di mata saya. Apakah saya juga berkontribusi ke dalamnya? Atau kamu juga?

 

Simak juga:

Baikkah Boba Untuk Kesehatan Tubuh?

Boba Dalam Aneka Minuman | SHUTTERSTOCK
 

Cara Unik Membuat Steak Dari Berbagai Negara, Mana Yang Kamu Suka?

Steak Ala Meksiko | SHUTTERSTOCK

Ini Fakta Glass Gem Corn, Jagung Pelangi Yang Berhasil Dibudidayakan Petani Cianjur

Jagung Glass Gem Corn | SHUTTERSTOCK