Jangan konsumsi makanan kalengan kalau ada tanda-tanda ini. | SHUTTERSTOCK

Waspada, Ini 8 Tanda Makanan Kalengan Sudah Rusak!

author
Marti
Jumat, 20 Maret 2020 | 15:36 WIB

 

 Masa kadaluarsa tidak cukup menyatakan kalau makanan kalengan yang kita stok masih baik kondisinya. Ini dia 8 tanda makanan kalengan sudah rusak dan layak dibuang.

 

Di saat-saat darurat, makanan kalengan jadi salah satu logistik yang layak disetok karena sifatnya yang tahan lama. Dari sayur, daging, ikan, saus, sampai buah-buahan bisa ditemukan dalam versi kalengan. Benar-benar membantu, nih, di saat kita dikelilingi keterbatasan, tidak bisa belanja bahan makanan segar.

 

Nah, supaya tetap aman, kita juga harus tetap waspada dengan kualitas makanan kalengan yang kita beli lalu kita setok. Memastikan tanggal kadaluarsa seringkali tidak cukup, lho. Ini dia 8 tanda-tanda makanan kalengan sudah rusak alias tidak layak dimakan lagi.

 

1. Kaleng Menggembung

Kalau kaleng menggembung, bisa dipastikan sudah ada kontaminasi bakteri di dalam kaleng. Saat berkembang biak, sejumlah bakteri melepaskan racun yang salah satunya berbentuk gas. Ini pun membuat kaleng jadi menggelembung.

 

2. Bunyi Mendesis Kencang Ketika Dibuka

Kaleng terlihat normal dari luar, tapi ketika dibuka mengeluarkan bunyi mendesis yang melebihi batas normal. Hati-hati, bisa jadi gas beracun dari bakteri juga sudah dihasilkan di dalam kaleng.

 

3. Cairan Muncrat Berlebihan

Saat kaleng dibuka, cairan di dalamnya muncrat berlebihan? Bisa jadi ini karena aktivitas gas hasil perkembangbiakan bakteri yang membuat kaleng jadi mengalami penambahan tekanan lebih dari biasanya.

Pastikan air dalam kaleng tidak muncrat berlebihan ketika dibuka. | SHUTTERSTOCK

 

4. Kaleng Korosi

Lihat tanda-tanda kaleng berkarat? Ini artinya kaleng sudah mengalami korosi yaitu melelehnya metal yang kemungkinan besar langsung diserap ke dalam makanan yang disimpan di dalamnya. Selain bikin makanan beracun, korosi ini juga bikin lubang di kaleng yang memungkinkan bakteri masuk dan berkembang biak.

 

5. Kaleng Penyok

Ketika kaleng penyok, terjadi perubahan komposisi udara di dalam kaleng. Ini berisiko terjadi keluarnya udara di dalam kaleng yang kemudian tergantikan dengan masuknya udara luar yang mengandung bakteri. Belum lagi kalau penyok ini juga diikuti oleh munculnya lubang di kaleng.

Kaleng normal vs kaleng penyok. | SHUTTERSTOCK

 

6. Isi Berbusa

Saat kaleng dibuka, kamu melihat banyak gelembung udara di dalamnya. Ini juga tanda aktifitas perkembangbiakan bakteri yang menghasilkan gas beracun.

 

7. Berbau dan Berubah Warna

Bau yang tidak seperti biasanya juga jadi penanda kalau kondisi makanan sudah tidak fresh alias mengalami pembusukan. Begitu pun warnanya. Tujuan makanan dikalengkan adalah untuk membuatnya awet, sama dengan kondisinya saat diproduksi. Jadi kalau makanan sudah berubah warna, sebaiknya dibuang.

 

8. Makanan Berjamur

Kalau ini sepertinya sudah nggak usah ditawar-tawar lagi. Isi yang sudah berjamur menandakan makanan sudah mengalami pembusukan lumayan lama ditandai dengan aktifitas perkembangbiakan bakterinya.

Lupakan kalau makanan sudah berjamur seperti ini. | SHUTTERSTOCK
 

 

Yuk, stay safe selalu selama masa karantina di rumah ini, Cookiners!

 

 

Simak juga:

Selain Ditumis, Ini 6 Cara Makan Ikan Sarden Kalengan Yang Harus Kamu Coba

Banyak Cara Mengonsumsi Sarden Kalengan Selain Ditumis. | SHUTTERSTOCK

Cara Gampang Mencuci Lap Dapur Supaya Kuman dan Virus Lenyap

Lap dapur bersih, selain bebas kuman dan virus, bikin masak jadi semangat | SHUTTERSTOCK

Ini Fakta Pentingnya Cuci Tangan Saat Masak Agar Virus dan Kuman Mati

Wajib cuci tangan setelah mengolah ayam mentah. | SHUTTERSTOCK