Rasa Bisa Diingat Sepanjang Masa | SHUTTERSTOCK

Magic-nya Sebuah Rasa

author
Semy
Minggu, 20 Januari 2019 | 10:18 WIB

 

Sulit dipercaya bahwa sebuah rasa sangat sulit sekali hilang. Bagaimana mungkin rasa yang tidak berwujud selalu lekat dalam ingatan. Semalam, di grup WA SMA, teman saya yang berulang tahun,mendapat ucapan selamat ulang tahun. Bukannya berterima kasih, ia lantas menjawab, “Kamu Raumanen Sidarta?” Teman saya tadi mengiyakan.

Setelah itu disambunglah dengan pesan yang membuat seisi grup terkesima. “Manen, tentu kamu sudah tidak ingat perbuatan kamu menuduh saya mencuri waktu kelas 1 SD …”

Inti lanjutan pesannya menyebutkan betapa getirnya pengalaman itu hingga berdampak sampai puluhan tahun kemudian. Akibat tuduhan itu ia dihukum dengan hukuman yang menurut saya tidak masuk akal diterapkan pada anak kelas 1 SD. Hukuman itu begitu berbekas. Menimbulkan ketakutan, rasa malu, juga rasa sedih karena ibu dan kakaknya dilibatkan oleh pihak sekolah.

Meski saya tak sepakat, mengungkit kejadian puluhan tahun lalu secara terbuka di grup WA, tetapi ada hal yang makin menguatkan saya bahwa sebuah rasa sulit hilang. Rasa sedih, rasa senang, rasa nikmat selalu tinggal di dalam diri kita. Bahkan juga pada anak-anak. Anak yang pernah mencicipi pare di umur 5 tahun, misalnya, akan masih bisa merasakan pahitnya pare 20 tahun kemudian walau tak pernah mencobanya lagi.

No offense buat penyuka pare. Simak Resep Pare Tumis Tahu Bumbu Taoco yang enak di sini.

Pare Tumis Tahu Bumbu Taoco | ROMY PALAR/COOKIN.ID

 

Karena itu berbagi cinta lewat rasa selalu efektif. Anak tak pernah lupa rasa masakan sang ibu yang ketika memasak selalu disertai cinta. Bahkan juga jika rasa itu tidak enak.

Percaya saja, seorang chef pernah berkisah pada saya bahwa ia satu-satunya chef di antara teman seangkatannya yang punya kepandaian memasak bukan diturunkan dari orang tua. Rata-rata teman chefnya kenal cara memasak dari keluarga, entah ayah, ibu, nenek, kakek, atau kerabat terdekat.

Ibunya, sampai sekarang, hanya bisa membuat 6 macam masakan. Dan menurutnya sangat tidak enak. “Kalau orang lain bilang masakan mama paling enak, saya bilang, masakan mama paling pedas.”

Maksudnya sang ibu selalu menambahkan merica banyak-banyak bagaikan ditumpahkan dari botolnya. Naah…

Itulah ajaibnya sebuah rasa. Ibu saya sudah meninggal hampir 13 tahun lalu. Saya masih bisa mengecap kelezatan lodehnya atau capcaynya yang segar yang dibuat hanya dari saus seadanya. Atau bahkan sambalnya yang pas pedasnya, pas garamnya, harum terasinya. Magic! Sungguh Magic. Bukan main peran rasa dalam menyimpan kenangan maupun kesedihan.

Simak salah satu resep lodeh enak, Resep Lodeh Cakalang Asap di sini

Lodeh Cakalang Asap | ROMY PALAR/COOKIN.ID

Jadi, mengapa tidak memanfaatkan rasa untuk menyenagkan orang-orang yang kita kasihi? Membuatkannya makanan, minuman, atau dessert enak tak hanya terasa saat itu. Sampai puluhan tahun mendatang, rasa itu akan diceritakan kepada siapa saja. Percakapan seperti ini pasti sudah sering didengar, bukan? “Kenal Nany?” “Kenal banget. Nasi goreng buatannya tak tertandingi.”

Yuk, kenakan apron, mari mulai menyalakan kompor.