Pedas Menggigit, Apa Sih, Enaknya?
Sudah beberapa tahun terakhir ini rasa pedas jadi tren kuliner kita dan tampaknya tidak akan hilang dalam waktu dekat. Yang ada malah rasa pedasnya makin menjadi. Kenapa orang tergila-gila rasa pedas? Bukankah harga cabai kadang menjulang tinggi? Anehnya lagi, rasa pedas kerap menutupi rasa yang lain.
Secara kesehatan, pedas sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Salah satunya mengurangi rasa sakit. Tetapi tentu bukan hanya itu yang membuat orang terdorong makan cabai, dalam jumlah banyak pula.
Pengalaman saya sebagai penggemar cabai, utamanya adalah tantangan. Dulu waktu kecil kalau bersama teman-teman jajan, kami sering berlomba banyak-banyakan makan cabai. Kalau ada seorang teman yang berhasil makan 3 cabai, maka teman yang lain berusaha makan 5. Begitu seterusnya.
Memangnya enggak pedas? Pedas, dong. Tapi berusaha ditahan supaya tidak terlihat cemen. Tapi yang namanya pedas, tidak selalu berhasil disembunyikan. Air mata yang meleleh deras pasti jadi bukti bahwa cabai yang diasup sudah di luar ambang batas.
Latihan makan cabai terus-menerus dalam jumlah banyak membuat kita terlatih menghadapi panasnya cabai.
Rasa pedas juga bisa menaikkan nafsu makan. Jadi kalau dihidangkan makanan yang kurang enak, tinggal tambahkan saja sambal, rasanya pasti jadi naik. Tak heran banyak orang yang sudah bisa makan lahap hanya bersama sambal dan lalap.
Kenikmatan lain makan pedas adalah his hah his hah yang kemudian menyertai setiap gigitan cabai yang kita asup. Ibarat orang yang suka panas sekali, ketika melepuh-lepuh di mulut, malah menimbulkan rasa nikmat.
Nah, pedas yang menggigit yang dijodohkan bersama ayam, tahu, bahkan es krim rasanya sih masih bisa bertahan dalam beberapa tahun mendatang. Yang belum suka cabai, tak ada salahnya, lo mencoba pedas sedikit. Kalau sudah suka sedikit, pasti makin suka.
Baca juga:
Belajar Banyak Dari Sepotong Rendang
Bijaklah Dengan Sampah Plastik
