Kampanye “Cheese Eat Up!” mengajak foodie untuk berani meracik hidangan lokal dengan keju Prancis. (SHUTTERSTOCK/NEW AFRICA) | SHUTTERSTOCK/NEW AFRICA

Meracik Keju Prancis untuk Berbagai Hidangan Lokal, Bisa Menyatu Nggak Sih?

author
Dini Adica
Sabtu, 20 September 2025 | 11:55 WIB

Sebagai penggemar keju, apa jenis keju yang kamu ketahui? Kalau kamu menyebut keju cheddar, keju mozzarella, keju edam, keju parmesan, atau keju gouda, hm… sepertinya kamu perlu mencoba lebih banyak lagi.

Keju Prancis, misalnya, ternyata punya ribuan jenis dengan berbagai variasi tekstur dan aroma. Ada yang lembut dan berjamur, juga yang keras dengan lubang-lubang atau cekungan yang khas. Keju ini dibuat dengan susu mentah sehingga menghasilkan rasa yang otentik.

Nah, jika membahas keju Prancis, pasti kamu membayangkan keju artisan yang mahal, dan biasanya muncul di restoran fine dining. Tetapi tahun ini, kampanye Europe Full of Character yang digawangi oleh CNIEL (The French Dairy Board) punya misi berbeda.

Baca juga: Perjalanan Panjang Kofta dan Risotto sampai di Meja Pesawatmu

Di tahun ketiga, yang sekaligus menjadi yang terakhir, kampanye ini hadir dengan tema “Cheese Eat Up!”. Campaign ini mengajak kita melihat bahwa mengolah keju Prancis nggak harus ribet, malah bisa diracik jadi hidangan lokal sehari-hari, atau makanan kaki lima yang jadi naik kelas.

Pairing Keju yang Pas

Ketika membawa kampanye ini ke Singapura, misalnya, chilli crab toast disajikan dengan keju Mimolette khas Prancis. Rasa pedas manis dari kepiting dipadukan dengan gurih dan nutty-nya Mimolette. Paduan cabai dan belacan ternyata bisa menyatu dengan keju yang meleleh.

Pairing semacam ini bisa cocok karena keju Mimolette punya rasa savoury-sweet yang bisa nyambung sama esensi chilli crab. Warnanya yang oranye terang juga bikin tampilannya makin menggoda.

“Keju Prancis punya semua kualitas untuk menjadi penambah tekstur dan rasa yang sempurna dalam hidangan atau camilan klasik. Teksturnya yang creamy selalu jadi nilai tambah, langsung meleleh waktu dipanaskan.

“Keju ini juga menjadi sebagai penyedap aroma yang sangat baik, dan bisa menangkap ketajaman bahan-bahan Asia. Keju Prancis juga seimbang dan diproses secara minimal, sehingga daftar keunggulannya cukup panjang.

“Dan yang paling penting, rasanya enak banget!” ujar François Robin, cheesemonger terkenal asal Prancis, yang hadir di acara French Cheese Masterclass Cheese Eat Up! di Vong Kitchen, Jakarta, Kamis (18/9/2025) lalu.

Baca juga: 3 Resep Banana Coffee yang Viral di Korea, Creamy Banget Rasanya!

Lebih dari Sekadar Keju

Buat orang Prancis, keju memang bukan sekadar makanan. Keju jadi simbol tradisi, kebanggaan budaya, sekaligus warisan dari generasi ke generasi. Bayangkan, ada lebih dari 3.000 jenis keju Prancis dengan rasa dan tekstur yang beda-beda.

Kalau kamu baru tahu blue cheese yang berjamur, ternyata ada juga keju Brie yang lembut dan creamy, Comté yang tua dan nutty, sampai Camembert yang terkenal di seluruh dunia.

Namun, fokus kampanye kali ini adalah keju berbasis susu sapi, yang memang jadi backbone industri keju di Prancis dan dicintai di seluruh dunia.

“Kami bangga bisa menunjukkan bagaimana keju Prancis bisa menemukan rumah di hidangan lokal, berkat kreativitas para chef, mahasiswa, dan pecinta kuliner di sini,” timpal Émilie Martin, Managing Director CNIEL.

Di tahun penutup ini, spotlight-nya justru diarahkan ke makanan lokal yang kita cintai. Jadi bukan cuma sekadar belajar bikin cheese platter ala Eropa, tapi juga eksplorasi gimana supaya keju bisa masuk ke masakan kaki lima.

Kampanye “Cheese Eat Up!” bukan cuma slogan, tetapi juga mengajak konsumen untuk berpikir ulang tentang keju. Keju tidak harus dinikmati dengan anggur atau biskuit mahal, tapi bisa juga disandingkan sama teh tarik, kopi lokal, bahkan sambal.

Sumber: PR News Wire